Pertanda
Berbagi
Dunia Jempol
Jejak Pemikiran Foucault tentang Relasi Kekuasaan dan Pengetahuan
Semangat Pemberdayaan dalam Lingkaran Adiksi
Kekuatan Bercerita dan Pendidikan dalam Era web 2.0
Merepih Ramadhan di Masjid Cheng Hoo
Seni Dakwah Islami dari Pekalongan
Kemerdekaan: Semangat Perubahan untuk Indonesia yang lebih Baik
Just a kinda State of Mine (Mind)
Hibernasi
Companioship
Puteri Tidur
Berhitung
Golongan Darah B (tulisan iseng)
kita
Are You belong to Creative Class? : Sebuah Resensi
Teori Poskolonial
Telecommunity dalam Network Society
antara aku dan kamu
Martabak Mie a la cipRit
Pancake a la cipRit
Tyson, Great Gatsby, dalam Teori-teori English Literature
I amsterdam, and you?
Holland: Creating Value, Valuing Creativity
"Going to School Together": Education for All
ADIKSI
Titik Koordinat
Jamu kuat itu bernama: Penolakan!
Ruang Kosong
Mawar Jingga di Suatu Sore
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN NET GENERATION
IKLAN: Komersial dan Politik ditinjau dari Sosiologi Media
Tentang Visi
Termehek-mehek vs Gambaru, Part I
with or without you
See the thorn twist in your side
I wait for you
Sleight of hand and twist of fate
On a bed of nails she makes me wait
And I wait without you
With or without you
With or without you
Roman Jaman
Lukisan Lana
Sebuah Permulaan dalam Ampas Kopi
Jagal Amerika
if you’re a true human being.
How do You Taste the Death
Injury Time
Seni Mendengarkan
Menghargai Proses
Kekuatan Tersembunyi dibalik Atom
Belajar dari Nelayan Jepang
drowning Under the Iron Sea
koktail di bumi Afganistan
Antiglobalisasi, dan Oposisi bagi Kapitalisasi
Jika kita baca dalam berbagai media, bahwa perkembangan perekonomian dunia telah banyak dikuasai oleh para negara-negara surga pajak. Krisis pangan, krisis ekonomi, krisis energi, sampai dengan krisis moral hampir-hampir menjadi permasalahan yang lazim dihadapi oleh negara negara yang ‘berkembang’. Sekarang coba tengok siapa saja negara yang hampir selalu menjadi ‘superhero’ bagi negara-negara yang sedang menghadapi krisis global. Eropa dan Amerika. Memang, jika dilihat dari sejarah dan peradaban, negara-negara di benua Amerika dan Eropa memang lebih dulu memahami konsep kapitalisme Marx dan semangat imperialisme, sehingga banyak dari mereka yang memang terkenal sebagai penjajah, Inggris misalnya. Dengan dihapuskannya penjajahan di muka bumi, bukan berarti penjajahan dengan persenjataan dan perang yang berdarah-darah juga lenyap. Dalam era saat ini, penjajahan hanya bertransformasi saja dari bentuk peperangan yang menggunakan misil dan rudal, kini menjadi sebuah perang yang lebih friendly, salah satu senjatanya adalah teknologi dan modal.
Menariknya, jika kita berbicara tentang perkembagan teknologi dan globalisasi, tentu tidak ada satu pun negara yang ingin dianggap ketinggalan teknologi. Semua bersaing untuk menjadi sebuah negara yang maju, modern, dan ‘beradab’. Salah satu para meternya adalah dengan penggunaan teknologi. Tidak bisa dipungkiri bahwa Eropa dan Amerika adalah sumber dan gudang pembaharu teknologi dan informasi, mereka telah menjadi trensetter dan mode dunia, teladan bangsa-bangsa lain untuk ukuran modern dan kecanggihan, tengok saja Microsoft dan Apple-Mac yang menjadi ikon kemodern-an penggunaan teknologi.
So, apa yang harus dipersiapkan bagi negara-negara untuk mengimbangi globalisasi teknologi. Tentu saja modal yang tidak sedikit. Malang benar bagi negara-negara dunia ketiga, seperti Indonesia yang rupanya masih belum memiliki pondasi – baik dari sisi perekonomian dan politik – yang cukup kuat untuk mengimbangi terpaan (baca: jajahan) dunia barat. Cuture lag, salah satu pengaruh negatifnya. Selain itu, jika berbicara tentang pertumbuhan perekonomian negara, Indonesia, mulai dari jaman Soeharto sampai saat ini, ternyata permasalahan utang piutang dengan para donor internasional (IMF,cs) masih menjadi urusan yang yang tak kunjung terselesaikan. Lantas bagaimana urusan utang ini bisa diakhiri?
Kegelisahan tentang permasalahan utang yang membelit negara-negara yang sedang mengalami krisis ini tidak hanya dialami oleh Indonesia saja, dan hal ini menggugah para aktivis di beberapa dunia untuk membuat sebuah pendekatan, sistem, untuk mengatasi borok yang tak kunjung sembuh ini. Para aktivis ini membentuk sebuah forum yang disebut dengan Forum Sosial Dunia (FSD) dan pekan ini akan berkumpul di Dakar, Sinegal. Tidak berlebihan jika FSD ini boleh dibilang merupakan forum untuk menandingi Forum Ekonomi Dunia yang dinilai merupakan kumpulan dari kapitalis-kapitalis di seluruh dunia. Agenda utama dari FSD adalah penghapusan utang dan pengaturan pasar komoditas pertanian.
Berangkat dari serangkaian krisis yang dialami di banyak negara di seluruh dunia, beberapa diantara para aktivis ini berpendapat bahwa sistem yang sedang diterapkan ini telah gagal membawa kesejahteraan dan hanya mengakibatkan kesenjangan yang semakin besar, dan eksploitasi sumber daya diakhirnya. Alih-alih berbicara tentang kemakmuran, para aktivis ini juga ‘sakit hati’ dengan negara-negara lintah darat yang dianggap telah mengingkari janjinya untuk menghapuskan utang negara-negara miskin, sebaliknya mereka yang semakin makmur dari pendapatan pajak mereka dari ekpansi komoditas mereka yang menggurita.
Yang saat ini masih up-to-date diperbincangkan oleh FSD adalah isu kedaulatan pangan, tujuannya adalah memberikan otoritas penuh kepada petani lokal untuk menetapkan apa yang akan mereka tanam tanpa tekanan dari perusahaan-perusahaan multinasional yang selama ini mengendalikan mereka. Forum yang pada awalnya bergerak secara grassroot ini ternyata telah mendapatkan perhatian dari berbagai pemimpin di beberapa negara di dunia. Respon ini tidak hanya diberikan oleh negara-negara sosialis-komunis di Asia saja namun juga negara-negara di Eropa dan Amerika. Lantas, apakah FSD ini merupakan bibit yang akan mengulangi perang ideologi (Kapitalis vs Sosialis) seperti yang pernah terjadi pada masa perang dingin Utara Selatan beberapa tahun silam?
And…Everythings Comes and Goes
Waktu itu saya masih semester 1 ketika melihat video klip Michelle Branch “Everywhere”. Untuk seusia saya waktu itu, Michelle Branch bisa dibilang singer-songwriter yang bagus, lagu-lagunya juga lumayan. Sampai kemudian, sahabat saya meminjami album kedua Michelle Branch “Hotel Paper”, tidak semua lagu dalam album ini saya suka. Karena menurut saya ada beberapa lagu yang ‘biasa’ saja. Tapi ketika saya mendengarkan “Breath”, “Find My Way Back”, “Hotel Paper” dan duet dengan Sheryl Crowe di “Love Me Like That” saya berpikir bahwa album ini lumayan bagus, untuk ukuran musisi semuda dia, dia memiliki karakter musik yang beda dengan musisi lainnya, misalnya Avril yang cenderung rock-punk.
Lama tidak terdengar di industri musik, saya iseng googling album terbarunya, surprise juga saya menemukan project ini. Album ini memang masih belum go-public di Indonesia, karena penasaran, saya coba download kira-kira musiknya seperti apa. “Everything Comes and Goes” ini keseluruhan berisi lima lagu yang kesemuanya bernuansa country-rock-blues. Ada kemiripan aransemen dengan lagu-lagu Sheryl Crow dan Shania Twain. Coba dengarkan “I’m Ready to Let You Go” dan “Summer Time” taste country-nya lumayan ‘dapet’. Tapi ketika mendengarkan “Sooner or Later”dan “I Want Tears” mungkin akan mengingatkan kita pada Kelly Clarkson atau Chris Daughtry yang kental sekali dengan rock-balladsnya. Album ini memang salah satu project Branch yang masih dibantu sahabatnya Jessica Harp yang sempat membentuk grup musik beraliran country, The Wreckers. Secara musikalitas, lagu-lagu di album ini cukup bagus dan aransemennya dikerjakan dengan rapi. Meskipun aliran musiknya sudah banyak berubah dari album sebelumnya yang cenderung pop-alternatif, namun Branch tidak meninggalkan sentuhan balladsnya. Salah satu single favorit saya “This Way” tetapi lagu ini tidak masuk ke dalam major album ini. Terlihat sekali bahwa musik Branch tidak terlepas dari pengaruh Alanis Morissette dan Beatles, termasuk teknik vokalnya yang semakin matang serta performancenya dalam video klip.
Hukum Mencela Agama Lain
Allah swt berfirman, "Dan janganlah kamu memaki sesembahan-sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan." (al-An'am:108).
Islam melarang kaum muslimin mencela sesembahan orang-orang kafir tanpa pengetahuan. Ketentuan ini ditujukan agar pencelaan itu tidak berakibat pencelaan balik terhadap Allah swt. Mencela kekafiran, kesyirikan, dan sesembahan-sesembahan palsu selain Allah swt adalah perkara yang hukum asalnya mubah. Akan tetapi jika pencelaan itu mengakibatkan dicelanya Allah dan kesucian kaum muslimin, maka pencelaan terhadap sesembahan-sesembahan orang-orang kafir tersebut menjadi haram dilakukan.
Berdasar ayat di atas, para 'ulama ushul menetapkan suatu kaidah, "Wasilah (perantara) menuju keharaman adalah haram". Setiap perbuatan mubah jika disangka kuat akan mengantarkan kepada keharaman, maka perbuatan itu menjadi haram.
Ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw yang termaktub dalam shahih Bukhari dan Muslim,
"Termasuk dosa besar seorang laki-laki yang mengolok dua orang tuanya." Kemudian shahabat bertanya, "Wahai Rasulullah saw, bagaimana seorang laki-laki itu bisa mengolok dua orang tuanya? Rasul menjawab, "Ia mengolok bapak seorang laki-laki, dan lelaki itu mengolok bapaknya, kemudian ia mengolok ibu lelaki itu, dan laki-laki itu balas mengolok ibunya."
Allah swt juga berfirman, "Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang yang dzalim diantara mereka, dan katakanlah, "Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri." (al-'Ankabut;46)
Ibnu Jarir dan Ibnu Abiy Hatim menuturkan sebuah riwayat dari Ibnu 'Abbas ra, yang mengisahkan tentang komentar orang-orang kafir tatkala turun firman Allah swt,
"Dan janganlah kamu memaki sesembahan-sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan." (al-An'am:108). Orang-orang kafir pun berkata, "Wahai Mohammad, sungguh engkau hentikan pencelaanmu terhadap sesembahan-sesembahan kami, atau kami akan memaki sesembahanmu. Kemudian Allah melarang kaum muslimin mencela berhala-berhala mereka yang mengakibatkan mereka mencela Allah tanpa batas dan tanpa pengetahuan."
Ayat tersebut menjelaskan bahwa setiap umat menyakini bahwa perbuatan, dan agamanya adalah paling baik. Mereka tidak ingin seorangpun mencela agama mereka. Mencela manusia hanyalah hak Allah. Allah tidak memberikan mencela manusia kepada Rasul. Para rasul, tidak lain kecuali menyampaikan dengan terang, dan berdakwah dengan hikmah, dan mau'idhah al-hasanah (contoh yang baik).
Namun, keterangan di atas tidak boleh ditafsirkan bahwa kita harus bermanis muka, dan bersikap nifaq (terhadap aqidah agama bathil) dan meninggalkan aktivitas menyeru kepada kebenaran. Namun, maksudnya adalah tidak "melecehkan" (sesembahan agama bathil) hingga menyebabkan terjadinya pelecehan dan penghinaan balik.
Ketika Allah swt mengutus Musa as dan Harun as kepada Fir'aun, Allah berfirman kepada keduanya,
"Pergilah kamu beserta saudaramu dengan membawa ayat-ayatKu, dan janganlah kamu berdua lalai dalam mengingatKu. Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas; maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut."(Thaha:43). Nabi Musa pun tatkala menyeru kepada raja Fir’aun, beliau as menyeru dengan perkataan yang sangat halus dan sopan, “Sesungguhnya telah diwahyukan kepada kami bahwa siksa itu (ditimpakan) atas orang-orang yang mendustakan dan berpaling". (Thaha:48).
Islam memerintahkan kita untuk tidak mencela pemeluk keyakinan-keyakinan non Islam, walupun keyakinan mereka layak untuk mendapatkan celaan. Sebab, pencelaan yang tidak didasarkan pada pengetahuan akan memadamkan cahaya aqal dan menyalakan naluri permusuhan dalam jiwa. Selain itu, pencelaan tanpa dasar pengetahuan juga akan menutup pintu penerimaan terhadap da'wah Islam. Di sisi lain, Islam telah memerintahkan kita untuk menjelaskan kebathilan 'aqidah-'aqidah bathil, serta menunjukkan kehinaan dan keburukannya bila keyakinan itu dipeluk dan diamalkan, dengan cara yang jelas dan argumen yang kuat.
ya Allah jangan Engkau hukum kami jika kami tersalah atau kami lupa.
(disadur dari berbagai sumber)
Live Traffic Feed
Blog Archive
-
▼
2011
(57)
-
►
Februari
(14)
- Lukisan Lana
- Sebuah Permulaan dalam Ampas Kopi
- Jagal Amerika
- Gamble everything for love,if you’re a true human ...
- How do You Taste the Death
- Injury Time
- Seni Mendengarkan
- Menghargai Proses
- Kekuatan Tersembunyi dibalik Atom
- Belajar dari Nelayan Jepang
- drowning Under the Iron Sea
- koktail di bumi Afganistan
- Antiglobalisasi, dan Oposisi bagi Kapitalisasi
- And…Everythings Comes and Goes
-
►
Februari
(14)
Tags
- #QuinStory (2)
- 35mm (2)
- a la cipRit (2)
- catatan ciprit (75)
- cerita Lana (5)
- cerpen (1)
- city branding (1)
- communication (11)
- creative industries (6)
- culture and nations (3)
- curhat sore (7)
- di kampus (5)
- education (1)
- friendship (2)
- GAPURA (5)
- gender (5)
- Iris (2)
- kapitalisme (4)
- kuliner (3)
- law and media (7)
- media (17)
- music (1)
- musics (1)
- net generation (5)
- network society (5)
- new media (3)
- nihonggo (1)
- Novel (4)
- places (3)
- Quin (1)
- resensi (19)
- resep-resep (2)
- sentil (13)
- telecommunity (3)
- tentang kamu (20)
- teori sosial (14)
- Toilet Thoughts (6)
- Yogyakarta (5)
cipRitFrends
Jendela cipRitWoRLd
-
Model pengembangan ekonomi kreatif yang dikembangkan untuk Indonesia berupa bangunan yang terdiri dari komponen pondasi, 5 pilar, dan atap y...
-
Network Society adalah salah satu pendekatan yang dipopulerkan oleh seorang ahli ilmu media dan komunikasi Jan van Dijk. Dalam bukunya ya...
-
Teori Poskolonial atau teori Pasca Kolonial merupakan respon dari penjajahan yang dilakukan oleh negara-negara Eropa terhadap negara-negar...
-
Agak telat juga kalau saya nulis resensinya. Hanya ingin sharing tentang konten dan musik di album ini saja. Eniwe, ini adalah salah satu a...
-
Michael Foucault adalah seorang filsuf berkebangsaan Prancis, ia menjadi salah satu pemikir yang cukup berpengaruh pada era post-moderni. Pe...