Perahu Kertas dan Sebuah Resensi Subjektif


Dee, salah satu penulis favorit saya. Perahu Kertas, novel fiksi terbarunya, namun boleh dibilang saya terlambat untuk memiliki dan membacanya. mungkin karena saya memiliki ekspektasi tertentu pada novel ini. kalo boleh dibandingkan dengan karya-karya Dee sebelumnya, seperti supernova dan filosofi kopi, novel terbaru ini lebih mirip dengan sinetron. sangat sinetron. tiga bab pertama saat saya membaca novel ini masih belum menemukan 'jiwa' Dee didalamnya. karena jika anda membaca novel ini dan sekaligus membaca chicklit lainnya, anda tidak akan menemukan perbedaan yang signifikan pada 'taste' gaya bertuturnya, alur dan penggambaran suasananya. yang sedikit membedakan dengan chicklit lainnya mungkin pemilihan konfliknya, serta keluasan cakrawala ruang ceritanya, hal ini dikarenakan Dee memang sangat piawai dan memiliki referensi pengetahuan yang sangat mengagumkan. overall, buku ini masih layak dikoleksi, namun jika anda memiliki ekspektasi memperoleh 'kejutan' seperti membaca Elektra si manusia Petir atau Bodhi si Budha bijak, sensasi itu tidak akan pernah anda temukan sepanjang anda mengikuti perjalanan si Perahu Kertas...