Puteri Tidur

Aku tidak ingin tidur, dan kamu tahu itu. Aku beralasan bahwa aku takut kegelapan walaupun itu kegelapan yang diciptakan dari mataku sendiri. Kemudian kamu berkata bahwa kamu akan selalu menggenggam tanganganku, berada di sisiku.

Masih tidak cukup, kubilang.


Aku tidak mau tertipu lagi sayang. Walaupun aku tahu kamu bukanlah penjahat atau penyamun yang bermuka dua. Tapi aku tahu bahwa dalam dirimu ada setan yang bersemayam dan bertanduk dua.

Aku tidak akan memakanmu, Lana…kamu berbisik

Ya, justru karena kamu tidak memiliki selera untuk memakanku…kamu akan meninggalkanku, kan? Kamu setan penipu, sayang.

Tanganmu masih melingkar di pinggangku, nafasmu masih membelaiku. Kamu terus membujukku untuk memejam. Tidak, kali ini aku tidak akan termakan oleh muslihatmu lagi. Setelah kamu berhasil membuatku tertidur beberapa pekan yang lalu. Tidakkah kamu tahu bahwa betapa kosongnya aku ketika terjaga dan tak kudapati dirimu di depan mataku? Jika kubilang kamu sangat tega padaku, itu benar. Lebih tepat lagi jika kamu seorang yang kejam.

Kita kan bisa ketemu lagi di dalam mimpi… bujuk rayu itu lagi yang selalu kamu ucapkan. Ah, aku bosan tau!

Untuk ketemu saja masa’ musti harus mimpi dulu? aku terus merajuk. Akan kutarik-tarik kemejamu dan kulilitkan pada ujung bajuku, kubuat simpul yang erat ketika kamu tidak menyadarinya. Ketika kamu beranjak, maka aku akan terbangun.
Sayang, aku bukan puteri tidur yang harus menunggu sebuah ciumanmu untuk terbangun. Karena aku tidak ingin melewatkan setiap detik pengelihatanku lepas darimu. Biarkan aku tetap terjaga… karena waktuku hanya sebentar saja

0 komentar: