Jam 12 kurang seperempat menjelang tengah malam. Penat, letih, tak bisa tidur, dan seluruh emosi ini bercampur jadi satu hingga mengingatkanku pada peristiwa bertahun-tahun yang lalu.
Aku mencoba memulai menulis. Kucoba untuk berkonsentrasi, berusaha sekuat tenaga untuk mengumpulkan sisa-sisa semangat untuk menyelesaikan tugas akhir yang rupanya lebih berat dari yang aku pernah bayangkan. Bukan soal materi dan permasalahan ilmiah yang harus aku pecahkan. Namun lebih karena semangat yang mulai terlepas satu persatu. Harapan…
Hmmm… akhirnya aku menyerah. Kurebahkan badanku, dan kutarik nafasku dalam-dalam.
Lately I’ve been trying to fill up my days since you’re gone
The speed of love is blinding and I did not know how to hold on
My mind won’t clear
I’m out of tears
And my heart’s got no room left inside
Kuhitung udara di dalam mataku, kembali kuhelakan nafas seraya kubergumam sebuah kata, nama yang tidak akan pernah asing bagiku. Seperti ruang yang selalu ada. Selamanya akan ada. Disini.
Well, the arms of hope surround me
Will time be a fair weather friend?
Should I call out to angels or just drink my self sober again?
I can’t hide is true
Yes, I still burn for you, cuz your memory just won’t let me go
…dan aku kembali pada ruang ini…pada hati ini…
0 komentar:
Posting Komentar