Quin? what Quin?

malam ini saya mau sedikit berbai tentang awal mula saya melahirkan Quin. seperti yang sudah saya singgung di postingan saya sebelumnya, bahwa saya sebetulnya tidak 'berbakat' bisnis. banyak hal mengapa saya tidak menekuni dunia jual beli ini, selain karena saya kurang teliti, kurang telaten, dan MOODY!, apa jadinya jika jualan saya,saya tinggal ditengah jalan hanya karena saya bosen. nggak lucu kan??

Dear Diary part I

I'm so SAD...

sedih? enggak juga kok hanya sedikit lelah. 
pagi ini (01.04) saya sedang mendengarkan lagunya Maroon 5 judulnya "sad", jadi kebawa mellow. dua hari kemarin saya tidak jualan tepatnya bolos. saya sedang menyusun beberapa amunisi tambahan untuk jualan, salah satunya adalah dengan memotret ulang menu dan konsep banner yang akan saya pakai. 
jujur saja, kondisi Quin saat ini (dan saya sendiri) juga sedang kembang kempis. SEKARAT.

Hari Keempatnya Quin di JS Plasa

hari keempat jualan...alhamdulillaah masih sepi pengunjung
nama mall ini adalah Jemur Sari Plasa (JS Plasa) dulu terkenal dengan sebutan Sinar Jemursari. pada jamannya, tempat ini merupakan salah satu pusat jajanan (supermarket) yang cukup ramai pengunjung karena selain tempatnya yang cukup strategis, prodak-prodak yang dijual di supermarket ini juga tergolong untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kelas atas.
time changes everything..

passion, what's yours?

halo...
kangen sekali rasanya, tapi yang paling dalam saya rasakan adalah rasa bersalah karena telah menelantarkan rumah ini selama berbulan-bulan. karena ternyata menjaga komitmen untuk tetap menulis itu sungguh tidak mudah. butuh dorongan yang kuat untuk menggerakkan otak dan organ lainnya untuk dapat bekerja bersama-sama. apa itu? itulah passion. hasrat.
apakah itu bawaan lahir atau dibangun. jawabannya ya, dua-duanya.
dan berapa lama kah membangun passion (menulis)? mungkin setiap orang berbeda-beda. saya sendiri, pengendapan dimulai ketika saya terakhir memosting tulisan di blog. hehehe...
beberapa kali saya sudah berniat ingin mengunjungi dan menghidupkan kembali blog ini, tapi ternyata butuh effort yang luar biasa untuk bisa memproduksi sebuah tulisan, walaupun itu hanya sekedar kata "halo"
saya coba memaksakan diri untuk menulis, perasaan atau kejadian yang baru saja saya alami, tetapi...saya merasa tulisan itu tidak bernyawa, hambar dan hanya sederetan huruf tak bermakna. dan tulisan seperti itu saya pastikan tidak akan muncul dalam blog ini. :)
well, sekian preambul untuk membuka kembali passion menulis saya. dan, untuk waktu-waktu yang akan datang saya berniat (dan bertekat) untuk rajin menulis blog lagi tidak hanya sharing tentang permasalahan sosial dan personal, tetapi juga passion baru saya sebagai pengusaha, (ehemmm).
yup, dalam masa hiberasi itulah saya menemukan passion baru: belajar menjadi pengusaha, ya selain karena faktor kepepet. untuk detil perjalanan saya menemukan passion tersebut, akan saya bahas pada tulisan-tulisan selanjutnya ya... salam hangat :)


Pertanda

Malam ini saya tiba-tiba saja ingin berbagi sebuah cerita yang membuat saya selalu tersenyum-senyum sendiri kalau mengingatnya. Hmmm...

Berbagi

Aku        : “menyenangkan ya jika bisa berbagi”
Kamu    : “mengapa?”         
Aku        : “bahagia itu baru terasa jika dinikmati bersama”
Kamu    : “dan kesedihan pun akan selalu indah jika kita bersyukur, dan itu ajaib”
Aku        : “dan keajaiban itu adalah kamu, itu yang selalu kusyukuri”

Dunia Jempol

Menemukan kembali kamu di tumpukan buku-buku otakku yang sudah tertutupi jutaan ingatan tentang bukan kamu. Mendapati kamu masih sama seperti yang dulu-dulu dan kita telah terhubung tanpa kabel, hanya udara dan waktu.