Semiologi
juga disebut Semiotik, adalah ilmu tentang tanda, atau mempelajari tentang
tanda-tanda dan sistem tanda. Semiologi menjelaskan bahwa setiap komunikasi
dilandasi oleh sistem tanda yang bekerja melalui turan dan struktur tertentu.
Bahasa merupakan sistem tanda yang paling penting dan dominan bagi manusia. Dan
dunia berisi kumpulan sistem tanda: traffic light, symbol-simbol matematika,
sandi morse, dll. Setiap bentuk media adalah sistem tanda. Setiap sistem dapat
dianalisis menggunakan semiology.
Sign (tanda)
Tanda
mengkomunikasikan makna dengan cara menggantikan atau merepresentasikan sesuatu
atau atau ide
Signifier
Signifier
menunjuk pada sesuatu yang dapat dilihat, nyata, dan dapat didengar dari sebuah
tanda yang membawa makna
Signified
Signified
adalah konsep atau ide yang ditunjuk oleh tanda (signifier)
Sign
= anjing
Signifier =
deretan huruf: a-n-j-i-n-g
Signified
= konsep anjing
Beberapa
kunci utama dalam mempelajari semiology:
-
Tanda dikomunikasikan melalui kode dan kesepakatan
-
Tanda dan kesepakatan terbentuk secara cultural, bergantung pada
cultural knowledge
-
Tanda dikomunikasikan melalui system of difference
-
Tanda dikomunikasikan melalui denotasi dan konotasi
Pierce
membagi tanda menjadi 3 tipe:
1. Iconic sign
Hubungan
antara signified (konsep) dan signifier (benda) berdasarkan kesamaan atau
kemiripan
2. Indexical
sign
Hubungan
antara signifier adalah dapat menjadi salah satu indikasi, petunjuk atau
pengukuran, sequence atau sebab-akibat
3. Simbolic
sign
Hubungan
antara signified dan signifier tidak jelas (arbitrary), tidak ada
kaitan/hubungan yang alamiah, tetapi berdasarkan budaya, konteks, dan
kesepakatan bersama.
4. Arbitrary
signifiers
Arbitrary
signifiers tidak memiliki keterkaitan logis dengan signified-nya. Signifier
tidak berbunyi, berbau, atau terlihat seperti signified-nya.
Bahasa, atau
Kode, dari image visual
Kode dari representasi
teknis
Dalam
pembuatan visual images seperti fotografi dan film. Teknis-teknis dalam proses
produksi menampilkan pesan-pesan yang berbeda dan makna yang berbeda pula.
Misalnya: pengambilan gambar dengan menggunakan low-angle akan ditafsirkan
berbeda dari pengambilan gambar menggunakan kamera hi-angle. Demikian juga
dengan camera movement ketika melakukan proses syuting pada produksi film. Penafsiran-penafsiran
tersebut merupakan konvensi (kesepakatan bersama) dan telah dipakai dari waktu
ke waktu baik oleh produsen media maupun khalayak/audience.
Kode Konten
Kode konten
mewakili objek yang ditampilkan: kostum, bahasa tubuh, posisi tubbuh, warna,
dll. Dunia periklanan sangat memahami bagaimana menampilkan objek dengan
pesan-pesan tertentu. Seorang model iklan harus dapat merepresentasikan pesan
prodak/image yang dibawanya. Misalnya: seorang bintang iklan rokok biasanya
diasosiasikan dengan seorang pria gagah, good-looking, percaya diri, dan
maskulin. Hal ini disesuaikan dengan tema dan tujuan prodak iklannya (rokok)
sebagai simbolisasi maskulinitas pria.
Modality
Modality
merujuk pada kata-kata yang digunakan dalam teks untuk mengukur derajat
kepastian pembicaranya, misalnya: “ Umm..saya rasa mungkin akan hujan besok
pagi”. Kata-kata “Umm”, “rasa”, “mungkin” menunjukan low-modality, karena
pembicara kurang begitu yakin dengan pernyataannya. Modality dapat dipergunakan
dalam analisa tekstual. Film kartun dan animasi merupakan salah satu contoh
teks yang memiliki low-modality, tetapi surat kabar dan program berita di TV
dapat dikategorikan sebagai teks yang memiliki hi-modality. Modality merupakan
cara teks untuk lebih dekat dengan realitas nyata, dengan demikian pembaca akan
lebih yakin dan meyakini apa yang ditampilkan oleh teks. Dalam posisi ini, teks
akan lebih mudah mengontrol pembaca/khalayak.
(Source: MEDIA AND SOCIETY - O'SHAUGHNESSY AND STADLER-OXFORD)
0 komentar:
Posting Komentar