Franz Kafka, Kopi, dan Damien Rice



Tepat jam 4 pagi. Masih terus kuaduk secangkir kopi yang sudah beraroma angin. Aku tidak ingin tidur, atau tepatnya tidak bisa tidur. Daripada sebutir depresan masuk ke aliran darahku, mending ku biarkan saja setan insomnia ini menjadikanku monster tengah malam. Sepintas, aku teringat novel surealis yang pernah aku baca, Metamorphosis. Gimana ya, kalo tiba-tiba aja ntr siang stlh aku terbangun, kepalaku jadi bersungut, tanganku terganti sayap coklat, mataku membesar, dan yang pasti kaki-kakiku juga ikutan berubah bentuk. Jadi seekor kecoak ! tak bisa kubayangkan….Waktu menjadi relatif dalam secangkir kopi yang tak jelas rasanya. Dan waktu juga menjadi sangat subjektif hanya dengan sepenggal percakapan dengan ‘kamu’. Maaf, aku tidak ingin over sentimental dan tidak sedang pre-menstruasi syndrome. Aku hanya ingin belajar mengungkapkan. Tidak lebih. Aku bilang, aku bukan pecinta kopi. Tapi kali ini aku menginginkannya, menghitung detikan waktu bersamamu, dan menikmati pengendapan itu sempurna di dasar cangkirku.“And so it isJust like you said it would beLife goes easy on meMost of the timeAnd so it isThe shorter storyNo love, no gloryNo hero in her sky”kamu bilang, kamu butuh super hero, kamu butuh sosok pahlawan untuk menyelamatkan waktu. Melepaskan geliat kecewa dan kelemahan dalam ketak-berdayaanmu. Aku bilang, superhero adalah paradoks. Menguatkanmu sekaligus melemahkanmu. Aku, kamu, semua yang mengalami hidup, pasti pernah merasa tidak aman, tidak nyaman. Karena hidup memang “tidak aman”. Kenapa kita harus menunggu ada superhero untuk menyelamatkan waktu? Jika superhero itu sendiri hanya “predikat” yang sebenarnya kita berikan pada orang yang kita inginkan, kita anggap “so worth” sbg superhero. Bagaimana dengan sosok ‘kita’ yang eksis ini? Kenapa buka kita sendiri yang menjadi “superhero” untuk diri kita sendiri? “And so it isJust like you said it should beWe'll both forget the breezeMost of the time”Saturday, July 14, 2007

3 komentar:

KOPENHAM mengatakan...

coba jadi superhero buat orang laen....buat mereka tertawa dan senang ketika ada di dekatmu.jangan mengharap imbalan dari mereka, lakukan dengan ikhlas...

ulil mengatakan...

let it flow aja prut ^_^

Unknown mengatakan...

mas Indra: benar...karena hakikatnya, orang hidup itu dapat bermanfaat bagi orang lain

ulil: sippo!